Selasa, 14 September 2010

berbagi cerita yukk


ShoutMix chat widget

Selasa, 30 Desember 2008

alternative pengobatan autisme atau CP


Terapi alternatif akupuntur

AROGYA MITRA KLATEN

Diambil dari TEKS: Sigit Giri Wibowo

Jika ide adalah karya dari pikiran, anak adalah karya dari cinta.

Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya mengalami penderitaan. Banyak orang tua yang melakukan segala upaya untuk meringankan penderitaan anak. Orang tua dengan anak-anak berkebutuh­an kh­usus (autis, down syndrom, learning syndrom, hiperaktif, cerebral plasy, dan sebagainya) banyak mengalami kelelahan karena harus berhadapan dengan banyak hal yang dilakukan anaknya, tetapi itu tidak membuat orang tua menyerah dan berhenti berusaha. Ibu Mariani, selama 10 tahun berusaha terus menerus mencari cara dan tempat untuk kesembuh­an anaknya, Edo Kristanto, yang juga adalah anak berkebutuhan khusus. Pencariannya akhirnya sampai pada seorang terapis akupuntur di daerah Kalikotes, Klaten.

Terapis inilah yang kemudian dengan sabar dan telaten berusaha membuat Edo menjadi lebih­ baik. Selama dua tahun Edo ditangani secara khusus oleh terapis tersebut. Eko Tunggono, begitulah terapis akupuntur itu, berh­asil membuat Edo hidup lebih baik. “Sekarang anak saya itu sudah­ berkeluarga, bahkan sudah punya anak dua dan malah mau tiga,” jelas Ibu Mariani. Kesembuh­an anaknya inilah­ yang kemudian mendorong Ibu Mariani mendirikan klinik akupuntur untuk anakanak berkebutuh­an kh­usus. Juga didorong dengan nazar Ibu Mariani atas kesembuhan anaknya. didirikan pada 3 Maret 1999, klinik ini secara kh­usus ditangani oleh pak Eko Tunggono sebagai terapisnya. Berdiri di dukuh Ngemplak, Kalikotes, Klaten, Jawa Tengah klinik ini dinamakan arogya Mitra. Selama lebih dari delapan tahun klinik ini telah mengembalikan banyak anak-anak berkebutuhan khusus pada keh­idupan normal keseharian. Tidak hanya terbatas dari Klaten saja tetapi bah­kan dari Sabang sampai Merauke. “Sudah­ banyak. Setiap h­ari saja minimal 70 orang yang datang untuk melakukan terapi disini,” terang pak Eko Tunggono.

Merawat dengan kasih Hampir 90 persen anak-anak yang datang untuk mendapatkan kesembuhan di klinik arogya Mitra selalu berhasil. angka ketidakberhasilan sangat kecil. Menurut pak Eko Tunggono, ketidakberhasilan lebih disebabkan karena ketidaktelatenan dan kepatuhan orang tua dalam menangani anak-anaknya.“Tergantung ketelatenan dan kesabaran orang tua serta banyak pantangan makanan yang harus ditaati. walaupun ditangani akupunktur ini, tetapi pantangan makanan tidak ditaati itu tidak akan berh­asil,” jelasnya. Untuk menjamin ketelatenan inilah kemudian klinik arogya Mitra secara khusus juga menyediakan tempat untuk menginap bagi anakanak dan keluarga yang datang dari luar kota. Jumlah yang menginap pun sangat banyak. dengan 75 kamar yang disediakan, setidaknya selalu terisi 70 orang. Bagi orang tua yang tidak bisa secara terus menerus berada di samping anaknya karena kesibukan dan pekerjaan, klinik ini juga menyediakan seorang pengasuh yang mengurusi keseh­arian anak. Klinik ini juga menyediakan tempat belajar bagi anak-anak. Selain anak mendapatkan terapi akupuntur, di klinik ini anak juga mendapatkan pendidikan yang dikelola langsung oleh arogya Mitra. Kelas dari pendidikan yang diadakan ini pun sangat bervariasi dan tergantung dengan tingkat perkembangan anak. Sekolah inilah yang dipakai untuk memantau perkembangan anak, apakah setelah ditusuk jarum mengalami perbaikan atau tidak. Secara khusus bahkan pendidikan ditata untuk anakanak berkebutuhan khuusus. Untuk menjamin lebih­ intesifnya pantauan terhadap hasil terapi, setiap anak
mempunyai satu orang guru yang akan mendidiknya.“Setiap hari Senin sampai Jumat masingmasing anak di dalam kelas. Satu guru satu anak. Setiap anak mendapat waktu satu jam masingmasing. Itu setiap hari. Kalau anak sudah tenang, bisa bersosialisasi dengan temannya itu kemudian masuk ke bah­asa Inggris atau sempoa atau latihan motorik untuk dasar dari menulis,” terang Ibu Mariani tentang sistem pendidikan di kliniknya. Pada tah­ap pertama, pendidikan yang diberikan pada anakanak berkebutuhan khusus adalah pendidikan dasar. Pendidikan dasar ini lebih pada pendidikan yang mengajarkan anak pada halhal dasar. Seperti yang diajarkan pada anakanak berusia 1,5 tah­un. Mulai dari mengenal bagian tubuh­ sendiri hingga berkomunikasi dengan orang lain. dari yang tidak bisa ngomong menjadi bisa ngomong.

Peran pendidik dalam tahap ini adalah menjadi seorang Ibu yang mengajari anaknya seperti mana tangannya, mana h­idungnya dan sebagainya. Selain itu juga ada pendidikan bina diri. diberikan pada anakanak dengan tujuan agar anak-anak mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri secara mandiri. Mulai dari menggosok gigi, mandi, memakai sepatu, memakai baju, merapikan kamar tidur dan sebagainya. Materi pendidikan juga secara bertahap disesuaikan dengan kebutuh­an anakanak. Mulai dari sempoa, bahasa Inggris, musik, masak, membatik, dan menggambar. Semuanya ini dipakai agar anak kemudian mampu untuk bersama dengan anak-anak yang lain belajar di sekolah­ formal. Menurut Nenes, Kepala Sekolah arogya Mitra, sudah banyak juga yang sekolah formal dan semuanya baik Bahkan dalam banyak h­al mempunyai prestasi yang menonjol. “anak saya ini, wira, dulu bahkan buang air besar saja tidak bisa. Sekarang sudah sekolah formal, dan mendapatkan juara juga di sekolahnya. Juga sudah­ bisa bermain piano dengan baik,” cerita Ibu Lala dari Jakarta yang anaknya menderita autis. Ibu Lala bah­kan sudah selama tiga tahun melakukan terapi akupuntur pada wira anaknya. Untuk menjamin ketelatenan dan keseriusan terapi bagi anaknya, Ibu Lala memang sengaja menyewa kamar di klinik arogya Mitra untuk dia dengan dua orang anaknya. Semua kelelahan yang dialaminya berangsur terbayar dengan semakin membaiknya kondisi anaknya. Terapi yang dilakukan di klinik arogya Mitra ini juga tidak menggunakan obatobatan sama sekali. walaupun sebagian besar anak yang datang sudah ketergantungan dengan obat. Menurut pak Eko, obat yang diberikan pada anakanak lebih banyak menyebabkan ketergantungan daripada membuat anak menjadi lebih baik dan mandiri. Tusuk jarum itulah yang kemudian dipilih untuk terapi pengobatannya, sedangkan berbagai pendampingan di luar pengobatan lebih sebagai upaya agar anak bersosialisasi dan meningkatkan kemampuannya. “Kesembuhan anak tergantung pada ketelatenan dan kesabaran orang tuanya. Pola makanan juga harus didukung orang tua. Kalau orang tua tidak mendukung pola makannya ya itu tidak ada artinya. Jadi kesemuanya itu harus istilahnya keseragaman, dari orang tua betulbetul harus menaati semua. Kalau tidak mau menaati bawa pulang saja. Saya begitu. Karena kalau sudah bagus salah makan itu bergejolak lagi. Karena kasihan nggak makan ini nggak makan itu, kalau dokter bilang kasihan nggak ada gizi, saya bilang bawa pulang saja,” jelas Pak Eko Tunggono.

Klinik akupuntur arogya Mitra selain menyediakan pengobatan terapis akupuntur juga ada beberapa staf pengajar yang khusus mendampingi anakanak dengan kebutuh­an kh­usus. ada 19 orang staf pengajar dengan berbagai latar belakang pendidikan yang berbedabeda. Meskipun latar belakang pendidikan yang berbedabeda tetapi menurut Ibu Mariana, staf pengajar h­arus sarjana. Pertimbangannya lebih karena dibutuhkan kedewasaan untuk mengajar dan mendampingi anak-anak dengan kebutuhan khusus.“Staf dan pengajar disini semua harus sarjana. Sarjana apapun boleh tapi harus mau mengikuti training kita. Trainingnya selama tiga bulan,” kata Ibu Mariani. dengan berbagai fasilitas yang disediakan ini, dih­arapkan akan mempercepat kesembuhan anakanak yang dirawat guru-guru yang mengajar secara khusus dibekali dengan berbagai kurikulum yang disusun oleh arogya Mitra. Terpenting dari pengajaran dan pendampingan yang dilakukan oleh a r o g y a Mitra adalah unsur cinta kasih dalam menangani anakanak berkebutuhan khusus ini. Tanpa cinta kasih­, berbagai perlakuan dan pengobatan yang diberikan tidak akan berguna.“Karena anakanak seperti ini membutuhkan cinta kasih yang lebih dibandingkan dengan anak-anak lain. Mereka kalau tidak bisa ngomong sekali pun kita tetap harus mengajak ngomong. Itu harus sabar dan telaten, juga penuh dengan cinta. Kalau tidak ya akan sulit,” jelas Neneng, lulusan IKIP Malang yang sekarang menjadi kepala sekolah di arogya Mitra. Fasilitas dan Biaya Berbagai fasilitas dan sistem pendukung yang disediakan oleh­ arogya Mitra dikelola oleh­ Ibu Mariani sebagai pendiri. Biaya untuk setiap perawatan juga bermacam-macam tergantung dari fasilitasnya. Mulai dari biaya yang paling murah, yaitu sebesar rp 75 ribu per hari. Fasilitas yang isediakan sebenarnya sama dengan yang lain, h­anya fasilitas kamar saja yang berbeda. Untuk biaya rp 75 ribu disediakan kamar sendirisendiri, hanya kamar mandi saja yang dipakai bersamasama Satu kamar mandi untuk empat kamar. Sementara untuk biaya sebesar rp 85 ribu fasilitas yang disediakan adalah kamar dengan kamar mandi di dalam. Untuk biaya rp 125 ribu fasilitas kamar yang disediakan adalah­ kamar mandi dalam dan aC. Biaya biaya tersebut di atas sudah termasuk didalamnya adalah makan tiga kali sehari untuk dua orang (satu anak dan satu orang pendampingnya bisa keluarga) dan satu kali pengobatan tusuk jarum dalam sehari. Pelayanan di luar fasilitas tersebut dikenakan biaya tersendiri. arogya Mitra menyediakan, pendamping yang akan mengurus semua kebutuhan seharihari anak ketika menginap di arogya Mitra. Pendamping atau yang biasa disebut juga sebagai perawat biasanya dibayar rp 400 ribu per bulan. Sedangkan untuk berbagai pendidikan yang dibutuhkan biaya yang dikenakan rp 300 ribu per bulan. Biaya pendidikan ini juga tergantung tingkatannya.Untuk pendidikan lanjut seperti sempoa, bahasa Inggris dan sebagainya hanya dikenakan rp 150 ribu per bulannya.

Tentu saja berbagai pelayanan yang disediakan oleh arogya Mitra lebih diharapkan akan mampu mendorong tumbuhnya anak-anak menuju pada kemampuan untuk bersosialisasi dan bermasyarakat. di arogya Mitra ini jugalah anak-anak dan keluarga anak berkebutuhan khusus dapat saling berbagi. Bagi arogya Mitra, anak dengan kebutuhan khusus tidak h­anya memerlukan pengobatan saja tetapi juga berbagai layanan pendampingan secara telaten dengan cinta kasih sehingga anakanak tersebut tidak larut dalam dunianya sendiri. “Mereka itu kh­an punya dunianya sendiri,” ujar Pak Eko Tunggono.

AROGYA MITRA
Dukuh­ Ngemplak, Kalikotes, Klaten, Jawa Tengah
08882895563, 02723100018
HP. 08122975549
www.arogyamitraakupuntur.com
Email: arogyamitraakupuntur@yahoo.com

Sabtu, 27 Desember 2008

Puteriku cerebral palsy

Ini adalah pengalaman pribadi tentang anak pertama saya. Dia lahir tanggal 21 September 2003 , So sekarang dia dah berumur 5 tahun lebih . Dia adalah anak pertama kami . Anak yang kami nantikan dan kami sayangi . Nama lengkap dia adalah NABILAH PUSPASARI tapi karena saran seseorang karena dia kurang sehat dan berharap akan menjadi lebih baik , saya maksudkan sehat . Seorang ustad menyarankan kami memanggilnya ANNISA PUSPA, so kami lalu memanggil anak kami NISA. Nisa lahir dengan berat 2,6 kg . waktu saya, mengandung 9 bulan 1 hari dia lahir , lumayan susah ngeden dan lama prosesnya. Seingat saya seharian ditunggu baru NIsa keluar. Kami senang dan berbahagia . tapi ternyata dia tidak bisa menangis . Saya melahirkan di bidan di Bandung . Bidan itu panik karena Nisa udah dicoba berbagai cara tidak menangis. Ada satu yang bikin saya kecewa. Saya ke bandung ikut suami , kami tinggal di rumah kredit dan waktu itu . rumah kami sangat sederhana, hanya dapur dan kamar yang Simple ditemanin TV dan tidak ada yang lain , apalagi kursi ataupun meja. Bidan itu rumah mewah . mobil ada tapi tidak menawarkan secara langsung ke kami . Saat itu saya sangatlah kuper. karena ekonomi lumayan mepet . Singkat cerita. Dari bidan dengan perjuangan akhirnya dengan memohon kami minta tolong pinjam mobil bidan ( kalo saya dalam posisi bidan itu . saya akan langsung suruh pakai antar pasien saya ke RS pake mobil itu ) dan dalam mobil ada perawat baru yang menolong anak saya pakai O2 / oksigen tapi sayang hanya 10 menit tabungnya tidak ada O2 lagi. ( Ini membuat saya kecewa pada bidan itu juga karena tidak siap peralatannya )
Alhamdulilah sampai di RS Al Islam Bandung. kata dokter . Anak saya sudah membiru tapi untunglah masih selamat . Dia dari lahir sampai umur 1 bulan dirawat di RS. Selama disana melihat perkembangannya. Dokter menyuruh kami waspada melihat tumbuh kembangnya. Dan benar . pada saat 6 bulan saya lihat dia beda dengan anak lain . belum bisa tengkurap dan tidak terlalu respon dengan mainan. Kami ke tumbuh kembang anak dan disarankan tes EEG . BERA. MATA dan lain - lain . Sampai ke FISIOTERAPI. Dokter mendiagnosa anak saya CEREBRAL PALSY . Perasaan kami sedih akan masa depan puteri kami dan waktu itu kami sangat sedih dan terkejut . But . by the way . dengan berjalannya waktu . Usaha kami untuk NISA adalah . membuat dia lebih baik , menjaga jangan sampai sakit dan selalu therapi . Dan yang pasti kami menerima NISA dengan senang hati dan bahagia di pelukan kami karena dia puteri kami yang baik , innocent girl dan kami ikhlas dan menerima NISA apa adanya, terngiang di telinga saya waktu dokter mengatakan. " Ibu . Apapun anak ibu . Dia adalah titipan dari yang Di Atas. Lihatlah senyum anak Ibu , Dia bahagia maka dengan cara apapun, berikan yang terbaik untuk anak Ibu . dan Tuhan akan selalu menunjukkan jalan-Nya. ". KAmi bertekad memberikan yang terbaik buat Nisa semampu kami .


Alhamdulilah sampai di RS Al Islam bandung .